Jadwal Bola Hari Ini

“Sedih.” “Memalukan.” Mengapa pemain tidak hadir di draft MLB

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-07-19 Kategori: news

## Draft MLB Sepi: Antara Harapan dan Kenyataan Pahit di All-Star WeekMinggu All-Star MLB seharusnya menjadi panggung gemerlap bagi masa depan bisbol.

Pemain-pemain muda penuh potensi, dielu-elukan di tengah hingar bingar penggemar, menandatangani kontrak, dan memulai perjalanan mereka menuju kejayaan.

"Sedih." "Memalukan." Mengapa pemain tidak hadir di draft MLB

Setidaknya, itulah visi yang diimpikan ketika draft dipindahkan ke pekan yang sarat bintang ini.

Namun, kenyataan yang terjadi justru jauh dari harapan.

“Sedih,” desah seorang scout veteran yang saya temui di sela-sela acara Home Run Derby.

“Memalukan,” timpal seorang agen pemain dengan nada sinis.

Keduanya menyuarakan kekecewaan atas satu fakta yang tak terbantahkan: tak satu pun dari pemain yang terpilih di putaran pertama draft hadir secara fisik.

Kosongnya kursi-kursi yang seharusnya ditempati para bintang masa depan itu menjadi simbol kekecewaan yang mendalam.

Mengapa ini terjadi?

Pertanyaan inilah yang terus berputar di benak para pengamat bisbol.

Analisis saya menunjukkan beberapa faktor yang berkontribusi pada fenomena ini.

Pertama, **dinamika negosiasi kontrak**.

Di era modern ini, negosiasi kontrak antara pemain dan tim seringkali berlangsung alot dan kompleks.

Ketidakpastian nilai kontrak dan bonus penandatanganan bisa menjadi alasan utama para pemain enggan hadir.

Mereka mungkin ingin menghindari tekanan publik dan fokus pada negosiasi yang menguntungkan mereka.

Kedua, **perubahan lanskap bisbol universitas**.

Semakin banyak pemain bintang memilih untuk tetap di perguruan tinggi, memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan nilai jual mereka di tahun-tahun mendatang.

Sistem NIL (Name, Image, and Likeness) juga memungkinkan mereka untuk mendapatkan penghasilan saat masih berstatus mahasiswa, mengurangi urgensi untuk segera terjun ke dunia profesional.

Ketiga, **pergeseran persepsi tentang draft**.

Dulu, draft MLB adalah ritual sakral yang menandai awal karir seorang pemain.

Kini, dengan semakin banyaknya jalur alternatif untuk mencapai liga utama, seperti liga independen dan liga bisbol internasional, draft mungkin tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya jalan menuju kesuksesan.

Dari sudut pandang pribadi, saya merasa ada sesuatu yang hilang dari draft tahun ini.

Kehadiran fisik para pemain, sorak sorai keluarga dan teman-teman, dan jabat tangan dengan komisaris MLB, semuanya adalah bagian dari tradisi yang membuat draft begitu istimewa.

Tanpa elemen-elemen ini, acara tersebut terasa hambar dan kurang bermakna.

Tentu, memindahkan draft ke All-Star Week memiliki potensi untuk meningkatkan popularitas dan menarik perhatian media.

Namun, tanpa kehadiran para pemain yang terpilih, upaya ini terasa sia-sia.

MLB perlu mempertimbangkan kembali format dan insentif yang ditawarkan untuk memastikan bahwa draft tetap menjadi acara yang menarik dan relevan bagi para pemain muda dan penggemar bisbol di seluruh dunia.

Mungkin, dengan sedikit penyesuaian dan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan aspirasi para pemain, kita bisa melihat draft MLB yang lebih meriah dan bermakna di masa depan.

Kalau tidak, kita akan terus menyaksikan pemandangan yang “sedih” dan “memalukan” ini tahun demi tahun.